1.
Letak kerajaan
tarumanegara ?
Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah sebuah kerajaan
yang pernah berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M. Taruma merupakan salah satu kerajaan tertua di
Nusantara yang meninggalkan catatan sejarah. Dalam catatan sejarah dan
peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa pada saat itu Kerajaan
Taruma adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu.
Letak kerajaan tarumanegara sendiri sampai sekarang masih merupakan tanda Tanya. Ada dua pendapat mengenai letak kerajaan Tarumanegara, Poerbatjaraka dalam bukunya Riwayat Indonesia mengatakan CandraBhaga adalah sungai Bekasi, ada juga yang mengatakan letak kerajaan Tarumanegara di hubungkan dengan nama sungai citarum.
Letak kerajaan tarumanegara sendiri sampai sekarang masih merupakan tanda Tanya. Ada dua pendapat mengenai letak kerajaan Tarumanegara, Poerbatjaraka dalam bukunya Riwayat Indonesia mengatakan CandraBhaga adalah sungai Bekasi, ada juga yang mengatakan letak kerajaan Tarumanegara di hubungkan dengan nama sungai citarum.
2. Corak
(kerajaan Hindu/Budhha) buktinya ?
Kerajaan Taruma adalah kerajaan
Hindu beraliran Wisnu
Bukti : Ditemukannya prasasti ciaruteun yang berisi “ ini kedua telapak kaki, yang seperti
Bukti : Ditemukannya prasasti ciaruteun yang berisi “ ini kedua telapak kaki, yang seperti
Ditemukan prasati kebon kop yakni adanya bekas tapak kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki gajah airwati (gajah tunggang dewa wisnu).
Sumber
sejarah kerajaan Tarumanegara ?
Bila menilik dari catatan sejarah ataupun prasasti
yang ada, tidak ada penjelasan atau catatan yang pasti mengenai siapakah yang
pertama kalinya mendirikan kerajaan Tarumanegara. Raja yang pernah berkuasa dan
sangat terkenal dalam catatan sejarah adalah Purnawarman. Pada tahun 417
ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga (Kali
Bekasi) sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian,
sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi
kepada kaum brahmana.
Bukti keberadaan Kerajaan Taruma diketahui dengan
tujuh buah prasasti batu yang ditemukan. Lima di Bogor,
satu di Jakarta dan satu di Lebak
Banten. Dari prasasti-prasasti ini diketahui bahwa kerajaan dipimpin oleh
Rajadirajaguru Jayasingawarman
pada tahun 358 M dan beliau memerintah sampai tahun 382 M. Makam Rajadirajaguru
Jayasingawarman ada di sekitar sungai Gomati (wilayah Bekasi). Kerajaan Tarumanegara
ialah kelanjutan dari Kerajaan
Salakanagara.
Ø Prasasti yang ditemukan
- Prasasti Kebon Kopi, dibuat sekitar 400 M (H Kern 1917), ditemukan di perkebunan kopi milik Jonathan Rig, Ciampea, Bogor
- Prasasti Tugu, ditemukan di Kampung Batutumbu, Desa Tugu, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, sekarang disimpan di museum di Jakarta. Prasasti tersebut isinya menerangkan penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati sepanjang 6112 tombak atau 12km oleh Purnawarman pada tahun ke-22 masa pemerintahannya.Penggalian sungai tersebut merupakan gagasan untuk menghindari bencana alam berupa banjir yang sering terjadi pada masa pemerintahan Purnawarman, dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau.
- Prasasti Cidanghiyang atau Prasasti Munjul, ditemukan di aliran Sungai Cidanghiyang yang mengalir di Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, Banten, berisi pujian kepada Raja Purnawarman.
- Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor
- Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor
- Prasasti Jambu, Nanggung, Bogor
- Prasasti Pasir Awi, Citeureup, Bogor
Ø Kronik Dinasti Tang
Kronik Dinasti Tang yang ditulis oleh Fa-Hien tahun 414 menyebutkan tentang utusan Tarumanegara yang dikirim ke negeri Cina.
Kronik Dinasti Tang yang ditulis oleh Fa-Hien tahun 414 menyebutkan tentang utusan Tarumanegara yang dikirim ke negeri Cina.
Ø Arca-arca peninggalan kerajaan Tarumanegara
4.
Kehidupan : -Politik -Budaya
-Ekonomi -Agama
-Sosial
Ø
Kehidupan politik
Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M di tepi Sungai Gomati. Pada tahun 397 M, Purnawarman membangun ibu kota kerajaan baru di Sundapura. Raja Purnawarman adalah raja ketiga yang memiliki kekuasaan besar, sangat berpengaruh, dan memiliki beragam kebijakan. Kekuasaan raja dilambangkan dengan cap telapak kaki seperti yang terdapat pada prasasti Ciaruteun, Jambu, dan Cianteun. Sebagai perbandingan, di India cap telapak kaki itu melambangkan kekuasaan. Dalam interpretasi yang lain, Purnawarman dilambangkan sebagai Dewa Wisnu yang merupakan penguasa dan pelindung rakyat. Purnawarman diketahui banyak menundukkan daerah musuh-musuhnya.
Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M di tepi Sungai Gomati. Pada tahun 397 M, Purnawarman membangun ibu kota kerajaan baru di Sundapura. Raja Purnawarman adalah raja ketiga yang memiliki kekuasaan besar, sangat berpengaruh, dan memiliki beragam kebijakan. Kekuasaan raja dilambangkan dengan cap telapak kaki seperti yang terdapat pada prasasti Ciaruteun, Jambu, dan Cianteun. Sebagai perbandingan, di India cap telapak kaki itu melambangkan kekuasaan. Dalam interpretasi yang lain, Purnawarman dilambangkan sebagai Dewa Wisnu yang merupakan penguasa dan pelindung rakyat. Purnawarman diketahui banyak menundukkan daerah musuh-musuhnya.
Ø
Kehidupan
Ekonomi
Kehidupan ekonomi Kerajaan Tarumanegara didasarkan pada bidang pertanian. Menurut catatan Fa Hien pada abad V M, aspek kehidupan itu meliputi pertanian, peternakan, perburuan
binatang, dan perdagangan. Komoditas yang diperdagangkan antara lain berupa cula badak, perak, dan kulit penyu. Dari prasasti Tugu, kita bisa mengetahui bahwa Raja Purnawarman sangat memerhatikan bidang pertanian.
Kehidupan ekonomi Kerajaan Tarumanegara didasarkan pada bidang pertanian. Menurut catatan Fa Hien pada abad V M, aspek kehidupan itu meliputi pertanian, peternakan, perburuan
binatang, dan perdagangan. Komoditas yang diperdagangkan antara lain berupa cula badak, perak, dan kulit penyu. Dari prasasti Tugu, kita bisa mengetahui bahwa Raja Purnawarman sangat memerhatikan bidang pertanian.
Ø Kehidupan Sosial
Sebagai kerajaan Hindu yang beraliran Wisnu, Tarumanegara juga menjalankan upacara sedekah dengan menyembelih 1.000 ekor sapi yang diserahkan kepada kaum brahmana. Upacara tersebut dilaksanakan pada tahun 417 M setelah penggalian Sungai Gomati dan Candrabhaga selesai dilaksanakan. Saluran air tersebut memiliki panjang 6.112 tombak atau sekitar 11 km. Menurut prasasti Tugu, saluran tersebut dibuat untuk menghadapi bencana banjir dan melindungi petani. Proyek ini dikerjakan secara gotong royong dan melibatkan seluruh rakyat dalam waktu 21 hari.
Sebagai kerajaan Hindu yang beraliran Wisnu, Tarumanegara juga menjalankan upacara sedekah dengan menyembelih 1.000 ekor sapi yang diserahkan kepada kaum brahmana. Upacara tersebut dilaksanakan pada tahun 417 M setelah penggalian Sungai Gomati dan Candrabhaga selesai dilaksanakan. Saluran air tersebut memiliki panjang 6.112 tombak atau sekitar 11 km. Menurut prasasti Tugu, saluran tersebut dibuat untuk menghadapi bencana banjir dan melindungi petani. Proyek ini dikerjakan secara gotong royong dan melibatkan seluruh rakyat dalam waktu 21 hari.
Ø Kehidupan Budaya
dan Agama
Masuknya pengaruh agama dan kebudayaan Hindu, memengaruhi kehidupan budaya Kerajaan Tarumanegara. Pengaruh itu berupa sistem dewa dewi, bahasa dan sastra, mitologi, dan upacara. Mitologi Hindu yang banyak ditemukan dalam prasasti-prasasti Tarumanegara adalah Airawata. Misalnya yang terdapat pada prasasti Telapak Gajah. Gajah tunggangan Batara Indra itu dijadikan nama gajah perang milik Purnawarman. Bahkan, bendera Kerajaan Tarumanegara berlukiskan rangkaian bunga teratai di atas kepala gajah.
Selain dari sejumlah prasasti di atas, berita mengenai keberadaan Kerajaan Tarumanegara juga bisa ditemukan di luar negeri. Pada tahun 414 M, Fa Hien membuat buku yang berjudul Fa-Kao-Chi. Isinya antara lain menceritakan bahwa di Ye-po-ti hanya sedikit orang-orang yang beragama Buddha. Menurut berita dari Dinasti Sui, pada tahun 528 dan 535 telah datang utusan dari To-lo-mo yang terletak di selatan. Sedangkan berita dari Dinasti Tang, mengisahkan datangnya utusan dari To-lo-mo pada tahun 666 dan 669. Secara fonetis, To-lo-mo adalah sebutan untuk Taruma(negara).
Masuknya pengaruh agama dan kebudayaan Hindu, memengaruhi kehidupan budaya Kerajaan Tarumanegara. Pengaruh itu berupa sistem dewa dewi, bahasa dan sastra, mitologi, dan upacara. Mitologi Hindu yang banyak ditemukan dalam prasasti-prasasti Tarumanegara adalah Airawata. Misalnya yang terdapat pada prasasti Telapak Gajah. Gajah tunggangan Batara Indra itu dijadikan nama gajah perang milik Purnawarman. Bahkan, bendera Kerajaan Tarumanegara berlukiskan rangkaian bunga teratai di atas kepala gajah.
Selain dari sejumlah prasasti di atas, berita mengenai keberadaan Kerajaan Tarumanegara juga bisa ditemukan di luar negeri. Pada tahun 414 M, Fa Hien membuat buku yang berjudul Fa-Kao-Chi. Isinya antara lain menceritakan bahwa di Ye-po-ti hanya sedikit orang-orang yang beragama Buddha. Menurut berita dari Dinasti Sui, pada tahun 528 dan 535 telah datang utusan dari To-lo-mo yang terletak di selatan. Sedangkan berita dari Dinasti Tang, mengisahkan datangnya utusan dari To-lo-mo pada tahun 666 dan 669. Secara fonetis, To-lo-mo adalah sebutan untuk Taruma(negara).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar